Rabu, 01 Februari 2012

PERSELISIHAN ANTAR SUKU dan PELAJARAN MULTIKULTURAL

“Nusantara” sebutan ini sangat tepat untuk Negara Indonesia, karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang di himpit oleh dua benua dan dua samudra. Yaitu, Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Hal ini sangat menguntungkan Negara Indonesia karena wilayahnya yang sangat strategis. Tetapi mengapa negara kita masih tergolong negara yang miskin?, inilah yang menjadi pertanyaan kita selama ini. Banyak faktor yang menyebabkan hal semacam ini terjadi, salah satunya adalah masalah kesukuan. Oleh karena itulah saya membahas masalah ini agar kita semua bisa saling menghargai satu sama lain sehingga kita semua bisa menjadi satu tanah air, yaitu tanah air Indonesia dan bisa memajukan tanah air kita.
Masalah kesukuan ini sangat sering terjadi di tanah air kita, salah satunya yang saya ketahui yaitu, antara Dayak dan Madura. Di awal tahun 1997 dan kemudian pada tahun 1999, bentrokan-bentrokan terjadi antara orang-orang Dayak dan Madura di Kalimantan. Konflik-konflik ini pun kemudian menjadi topik pembicaraan terheboh di seluruh media massa di Indonesia. Sepanjang konflik tahun 1997, sejumlah penduduk baik Dayak maupun Madura tewas. Muncul berbagai perkiraan resmi tentang jumlah korban tewas, mulai dari 300-4.000 orang menurut sumber-sumber independent. Pada tahun 1999.

Inilah yang terjadi akibat kurangnya rasa tanggung jawab dan saling menghargai satu sama lainnya, sehingga konflik antar suku ini tidak bisa terelakan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya konflik semacam ini, baik dari segi infrastruktur yang tidak merata sehingga manimbulkan rasa dengki atau iri antar suku yang merasa sukunya tertinggal dan masih banyak lagi faktor yang menunjang terjadinya konflik semacam ini. Memang, kalau ditinjau dari segi infrasturukturnya, di Kalimantan sangat jauh tertinggal dibanding pulau-pulau yang lainnya, sehingga ada rasa ketidak adilan dari pemerintah. Situasi semacam ini menimbulkan rasa emosional yang tinggi dari masyarakt pribumi, sehingga rasa emosi ini bisa kapan saja meledak.
Pemerintah seharusnya sadar dengan kondisi seperti ini, karena jika konflik ini terjadi terus menerus di negeri kita ini, maka negeri kita ini akan jauh tertinggal dari negeri-negeri yang lainnya. Pemerintah seharusnya bisa membaca gejolak masayarakt yang ada di seluruh kepulauan Indonesia. Pemerintah harus bisa memperbaiki cara kerja mereka, harus bisa meratakan pembangunan di setiap daerah. Sehingga rasa iri antar suku ini bisa di hilangkan. Selain dengan pemerataan pembangunan, seharusnya pemerintah juga harus bisa mencari salah satu solusi bagaimana agar bangsa ini benar-benar bisa menjadi bhineka tunggal ika, yaitu menyadarkan masyarakt bangsa Indonesia akan tanggung jawab bersama dan manjaga nama biak bangsa Indonesia. Salah satu solusinya adalah dengan pembelajaran multicultural pada sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.

Menurut saya alangkah baiknya jika ada pembelajaran multicultural di setiap sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini, karena di dalam pembelajaran multicultural ini kita akan bisa saling memahami kebudayaan yang satu dengan lainnya. Kita ambil salah satu contoh, di Universitas Kanjuruhan Malang, terkenal dengan Kampus Multikultural dan di Universitas Kanjuruhan Malang ini belum pernah saya dengar dengan adanya perselisihan antar suku. Bayangkan saja, disetiap daerah-daerah yang ada di Indonesia ada perwakilan masaing-masing daerah dan berbagi etnis atau suku di dalamnya, sehingga sangat rentan dengan adanya konflik antar suku, tapi dalam kenyataannya belum pernah adanya konflik semacam itu. Salah satu penyebab bisa terjalinnya hubungan yang baik antar suku ini, dikarenakan adanya mata kuliah Multikultural yang bisa mempersatukan mahasiswa yang multi akan etnis ini. Bahkan antara suku Dayak dan Madura yang dulunya saling bertentangan satu sama lain sekarang menjadi rukun di Universitas Kanjuruhan Malang.

Jadi, selain berfungsi sebagai pelajaran, Pelajaran multicultural ini juga bisa sebagai salah satu media untuk menyatukan antar suku bangsa Indonesia.

Read More......

Selasa, 31 Januari 2012

PENGARUH NILAI DAN JUMLAH ANAK PADA KELUARGA TERHADAP NORMA KELUARGA KECIL BAHAGIA DAN SEJAHTERA (NKKBS)

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 1982 dikatakan bahwa salah satu tujuan dari Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan adalah pembangunan keluarga sejahtera termasuk meningkatkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

Pembangunan Keluarga Sejahtera diarahkan kepada terwujudnya nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membina ketabanan keluarga agar mampu mendukung kegiatan pembangunan. Usaha mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya melalui program Keluarga Berencana.
Program Keluarga Berencana merupakan bagian program pembangunan Nasional di Indonesia yang sudah dimulai sejak awal pembangunan lima tahun (1969) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera dengan tara pengaturan kelahiran dan juga pengendalian laju pertumbuhan penduduk sehingga tidak melampaui kemampuan produksi hasil pembangunan.
Penduduk lndonesia pada 1993 berjumlah 1891 juta orang dan pada tahun 1998 diperkirakan sebanyak 204,4 juta orang. Laju pertumbuhan penduduk tahun 1993 adalah 1,66% dan diperkirakan pada tahun 1998 menurun menjadi 1,51% (BKKBN 1993). Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan tantangan yang berat bagi keberhasilan pembangunan Kesehatan. Untuk itu perlu ditumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab, kesukarelaan, nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya, bangsa.
Pada masa yang lalu banyak terdapat pandangan masyarakat tentang jumlah anak yang tidak sepenuhnya benar. Pendapat tradisional bahwa "Banyak Anak Banyak Rezeki" dan keluarga besar adalah suatu pelayanan luhur terhadap masyarakat telah diganti dengan pendapat bahwa banyak anak banyak susah dan melahirkan banyak anak adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap anak dan masyarakat. Perubahan telmologi, perubahan ekonomi dan perubahan nilai, semuanya terlibat dalam perubahan besarnya jumlah anggota keluarga.
Program KB harns dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu Donna dalam NKKBS adalah Donna tentang jumlah anak
yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup, laki-laki atau perempuan sama saja. Hambatan dalam pelaksanaan program pembudayaan NKKBS di masyarakat disebabkan karena adanya pandangan orang tua terhadap anak dalam keluarga, bahwa anak tidak saja merupakan kebanggaan orang tua tetapi dibalik kebanggaan-kebanggaan itu tersembunyi harapan-harapan yang dibebankan diatas pundak anaknya.
Dengan pelaksanaan program KB secara intensif selama 20 tahun untuk membudayakan NKKBS, maka diharapkan terjadi perubahan pola piker masyarakat tentang idealisme jumlah anak dimana mendidik dan memelihara jauh lebih penting dari pada menambah jumlah anak.

Read More......

Minggu, 29 Januari 2012

Pria Lebih Berisiko Pikun

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pria kemungkinan lebih berisiko mengalami penurunan kognitif ringan (MCI) dibandingkan dengan wanita, menurut satu penelitian.
Penelitian yang diterbitkan Rabu dalam edisi online Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology, melibatkan sebanyak 1.450 orang yang berusia antara 70 hingga 89 tahun dan bebas dari demensia pada saat pendaftaran menjalani tes memori setiap 15 bulan selama rata-rata tiga tahun.
Peserta juga diwawancarai mengenai memori mereka oleh tenaga medis profesional. Pada akhir penelitian, sebanyak 296 orang telah mengalami perkembangan MCI.

MCI dengan hilang ingatan ini lebih umum pada 38 dari 1.000 orang dari MCI tanpa hilang ingatan, yang mempengaruhi 15 dari 1.000 orang.

Mereka yang memiliki pendidikan kurang perempuan umumnya memiliki tingkat demensia lebih tinggi daripada pria," kata penulis studi Rosebud Roberts, dari Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, dan anggota American Academy of Neurology.atau tidak menikah juga memiliki tingkat MCI lebih tinggi.

"Hasil ini mengejutkan, mengingat bahwa
"Studi kami menunjukkan bahwa faktor risiko untuk gangguan kognitif ringan harus dipelajari secara terpisah pada pria dan wanita."

Read More......

Definisi Bimbingan dan Konseling

Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan dan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.


Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti “menunjukan, membimbing, menuntun, ataupun membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year’s Book of Education 1955, yang_menyatakan:
“Guidance is process of helping individual through their own effort to discover and develop their potentialities both for personal happiness and social usefulness.”
“Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Definisi Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).Istilah konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” (Homby: 1958:246) atau memberi saran dan nasihat.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru/konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahakn dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Dari semua pendapat di atas dapat dirumuskan dengan singkat bahwa Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Read More......